Powered By Blogger

Google Translate

Minggu, 20 Juni 2010

Antara Wandi dan menyontek

Bel masuk baru saja berbunyi, tanda jam pertama akan dimulai. Di dalam kelas 5A, tampak wajah anak – anak tampak tegang , bercampur rasa cemas.
“ Tampangmu kusut amat Wan? Kenapa? Takut ya hasil ulangan matematikanya jelek? “ Celetuk Amir dari belakang, Wandi mengiyakan. Ya jam pertama ini adalah pelajaran matematika, dan hari ini akan dibagi hasil tes matematika yang beberapa hari lalu kelas Wandi ikutin, pantas saja anak – anak tampak tegang, mereka kuatir akan hasil tes matematika mereka, hanya beberapa anak yang tampak percaya diri.
“ Iya nih Mir, kamu tahukan kalau tes matematikaku kadang bagus, kadang juga jelek, dan tes kemarin aku hanya sanggup menyelesaikan 6 soal dengan baik dari 10 soal yang diberikan, sisanya ga yakin aku. “ Sahut Wandi
“ Mending kamu Wan, aku malah pasrah , hanya 4 nomor aja yang bisa kukerjakan, dan yakin benar. “ Sahut Acan, tampak benar kalau dia gugup banget. “ Ah kayaknya hari ini jatah mainku bakal dipotong lagi. “ Katanya lagi

Wandi, dan Amir tertawa. Saat itu juga Pak Sapta, guru matematika mereka masuk.
“ Selamat pagi anak – anak !”
“ Selamat pagi Pakkkk!!” Jawab anak – anak serentak
“ Baiklah anak – anak, Bapak akan bagi hasil tes kalian, yang namanya disebut harap maju mengambil kertas hasil tesnya. “ Kata Pak Sapta

Kemudian Pak Sapta mulai memanggil satu –persatu, anak – anak yang dipanggil maju mengambil hasil tes mereka dengan gugup, ada yang yang berteriak kecil “Yesss”, ada yang diam saja, dan ada juga yang kecewa berat karena hasilnya tidak sesuai dengan perkiraan.
“ Gimana Wan? Dapat berapa kamu? “ Tanya Amir
“ Yaa lumayan, 7 lebih baik dari yang kukira, nomor 8, dan nomor 9 walau ga sepenuhnya betul, diberi nilai nilai setengah oleh Pak Sapta.
“ Kata Wandi tersenyum puas “ Kamu sendiri gimana Mir?
“ Ya ga jeleklah, aku dapat 6. “Sahut Amir
“ Kamu dapat berapa Can? “ tanya Wandi pada Acan yang baru saja mengambil hasil tesnya, terlihat bener wajah Acan cemberut
“ Gagal total, tapi lebih barik dari yang kukira, aku dapat 5. “Kata Acan

Beberapa saat kemudian pak Sapta hampir selesai membagikan hasil tes, masih terlihat ada 2 lembar dipegang pak Sapta, dan sekarang pak Sapta pasang tampang tegas memanggil 2 orang terakhir
“ Hadi, dan Erik silakan maju ke depan.”
Keduanya maju ke depan, tapi agak kaget soalnya Pak Sapta tiba – tiba memanggil dengan nada cukup tinggi, sampai di depan kelas, Pak Sapta memandangi mereka berdua gantian.
“ Kalian berdua mendapat nilai yang sama 8..... tapi itu bukan hal yang aneh, yang membuat saya bertanya- tanya adalah jawaban kalian semua sama, yang benar maupun yang salah, bahkan sampai angka – angkanya semua sama.” Pak Sapta berhenti , dia memandang Hadi, dan Erik bergantian menunggu jawaban dari mereka berdua, tapi keduanya masih terdiam
“ Hal ini hampir mustahil terjadi 2 lembar kertas tes, dari 2 orang berbeda mempunyai jawaban yang sama persis, dan bukan hanya jawaban yang benar bahkan jawaban yang salah dan langkah – langkahnya semua sama. Kecuali.... kalian bekerja sama atau salah satu diantara kalian ada yang mencontek. “ Kata Pak Sapta dengan nada meninggi, tatapannya menjadi lebih tajam, menatap Erik, dan Hadi.
Seluruh kelas langsung ribut, dan berbisik – bisik.
“Lebih baik kalian mengaku sekarang, dan Bapak akan maafkan, dan hukumannya tes ulang, tapi nilai maksimal hanya 6. “ Kata Pak Sapta lebih tenang
“ Bukan saya Pak, tuh Erik yang mencontek saya. “ Hadi menuduh Erik, Erik jelas tidak terima, ia kemudian mendorong Hadi
“ Enak saja, kamu kali yang mencontek, aku belajar semalaman, ngapain aku nyontek. “ Erik membela diri
“ Bukan hanya kamu yang belajar semalaman, aku juga. “ Kata Hadi tak mau kalah.

Anak – anak di kelas masih ribut dan berbisik – bisik dugaan mereka, Hadi dan Erik duduk sebelahan, jadi sangat memungkinkan salah satu dari mereka mencontek yang lain. Wandi juga menduga – duga siapa yang mencontek tapi, tanpa petunjuk dia hanya bisa menduga – duga. Tiba – tiba Sherly berdiri, sambil mengacungkan jari, mungkinkah dia mengetahui siapa yang mencontek?
“ Ya Sherly ada apa?” Tanya Pak Sapta
“ Begini Pak, kenapa kita tidak minta bantuan Wandi dalam memecahkan masalah ini? Mungkin dia bisa mengetahui siapa yang mencontek “ Usul Sherly, Sherly pernah dibantu Wandi dalam memecahkan kasus perhiasannya yang hilang, tapi itu kebetulan saja Wandi mendapat petunjuk, kalau mencontek? Dapat petunjuk darimana? Kejadiannya juga sudah berlangsung beberapa hari yang lalu.
“ Wandi? “ Kata Pak Sapta menimbang – nimbang
“Ya Pak, Beberapa waktu lalu Wandi berhasil membantu saya dalam menemukan siapa yang mencuri perhiasan saya di rumah. “ Kata Sherly lagi.
Pak Sapta berpikir sejenak

“ Hmm baiklah, Wandi , coba kamu bantu Bapak. “ Kata Pak Sapta, Wandi tidak bisa menolak lagi, dia mencoba apa yang bisa dia lakukan, satu – satunya bukti yang tersisa hanya kertas tes mereka. Hadi, dan Erik pasang tampang galak pada Wandi, maksudnya jelas, kalau masing – masing berharap tidak dituduh oleh Wandi. Anak – anak yang lain mulai tenang, mereka menunggu aksi Wandi, apa sepintar yang diceritakan oleh Sherly ? atau hanya kebetulan saja.
“ Maaf Pak bisa saya melihat kertas tes mereka berdua? “ Pinta Wandi, Pak Sapta mempersilakan Wandi melihat kertas tes Hadi, dan Erik. Wandi memperhatikan baik – baik kedua kertas tes itu mungkin saja dia mendapat petunjuk. Kedua lembar tes itu sesuai yang dikatakan Pak Sapta sebelumnya, isinya sama, dari soal sampai jawaban, semua sama, hanya nama yang tercantum di kertas masing – masing saja berbeda. Wandi kebingungan, dia tidak mendapati petunjuk.
“Hmmm, semua sama, seperti kata Pak Sapta, bahkan angka – angka dan langkah – langkah pengerjaannya semua sama persis. Yang beda hanya tulisan mereka. Tulisan Hadi jauh dari rapi, berbeda dari Erik , tulisannya rapi sekali, seperti anak cewek saja. “ Pikir Wandi, Heii tulisan rapi ini petunjuk yang penting, dia mendapat perbedaan yang sangat menentukan dari kedua kertas tes itu, kemudian dia tersenyum simpul, dan menggaruk - garuk kepala , kebiasaannya kalau mendapat petunjuk untuk memecahkan kasus.
“Bagaimana Wandi? Kamu menemukan sesuatu? “ Tanya Pak Sapta, Wandi mengangguk, Hadi, dan Erik menunggu dengan was – was, seisi kelas menjadi diam menunggu Wandi buka mulut. Wandi memperlihatkan kedua kertas tes itu lagi pada Pak Sapta
“Bapak lihat kertas tes mereka Pak? Ada perbedaan yang mencolok. “ Kata Wandi

Pak Sapta kebingungan, dia yakin kalau kedua isi kertas tes itu sama, tapi kenapa Wandi mengatakan ada perbedaan yang mencolok.
“ Maksud kamu apa Wan? Isi keduanya sama, tida ada perbedaan seperti yang kamu bilang. “
“ Kalau isinya memang sama Pak, tapi kalau kita lihat penulisannya , maka kita dapat melihat perbedaan yang sangat besar. “ Kata Wandi lagi, Pak Sapta masih belu mengerti maksud Wandi, dia tahu tulisan keduanya memang berbeda, tapi itu hal yang wajar.
“ Begini Pak, kalau saya mengerjakan tes matematika pasti ada coretan – coretan kecil, ato koreksi, apalagi kalau ada jawaban saya yang salah, kecuali saya sangat pandai dan mendapat nilai sempurna, Dan lihat kedua kertas ini Pak, kertas milik Hadi , kerjaannya tidak rapi, banyak coretan dan koreksi dimana – mana, ini wajar, kertas tes saya juga demikian banyak coretan maupun koreksi, dan Bapak bisa lihat kertas tes anak – anak lain yang tidak mendapat nilai sempurna pasti ada beberapa koreksi jawaban ato coretan – coretan kecil. Dan sekarang kertas tes Erik...rapi sekali, bersih malah bisa dikatakan terlalu bersih, mustahil mengerjakan matematika serapi ini, apalagi kalau ada jawaban yang salah, kecuali.... “

Pak Sapta mengangguk – angguk , dan seisi kelas mengerti apa yang dimaksud Wandi, mustahil mengerjakan matematika selancar itu, kecuali kalau dia hanya menyalin alias mencontek. Erik tercekat dengan penjelasan Wandi, ia ingin memperotes tapi dia tidak dapat menemukan alasan yang dapat membantunya mengelak lagi, dan Hadi tersenyum puas,
“ Terima Kasih Wan, kalau tidak ada kau, mungkin aku masih dituduh mencontek. “
“ Ah, aku hanya membantu sebisaku. “
Pak Sapta juga puas dengan penjelasan Wandi, dan kini Erik hanya terdiam, dia menunggu keputusan hukuman Pak Sapta, kalau tahu kejadian bakal begini , dia pasti bakal mengaku saja tadi, tapi kini semua sudah terlambat , hukuman yang lebih berat sudah menantinya.

Kisah Pak Bodoh,Pak Culas ,dan Pak Cerdik

Pagi hari seperti biasa Pak Bodoh pergi belanja ke pasar. Keadaan pasar pagi itu sudah ramai, banyak orang belanja keperluan hariannya. Saat Pak Bodoh berkeliling mencari sayur, ia bertemu Pak Culas yang sedang menjajahkan dagangannya. Pak Bodoh tertarik dengan berbagai barang mungil yang dijual oleh Pak Culas, ada yang berbentuk sepatu, mangkok, bahkan hewan seperti kuda. Pak Culas mengenali Pak Bodoh, dan tiba – tiba dia mendapat akal untuk menipu Pak Bodoh

“ Mari Pak Bodoh dilihat – lihat dahulu barang – barang saya, mungkin ada yang menarik buat kamu. “ Sambut Pak Culas , Pak Bodoh melihat – lihat barang dagangan Pak Culas, ia tertarik dengan bentuknya yang kecil, sembari Pak Bodoh melihat – lihat, Pak Culas mengeluarkan sesuatu dari kantong, sebuah jam pasir ukuran tidak lebih besar dari telapak tangan Pak Culas, sangat menarik
“ Bagaimana dengan ini Pak Bodoh?” Kata Pak Culas sambil memperlihatkan jam pasir itu, Pak Bodoh tampak sangat tertarik dengan jam pasir itu, butiran pasirnya tampak berkilau turun.
“ Ini apa namanya Pak Culas?”
“ Ini Jam Pasir, indah bukan? Ini dapat menunjukanwaktu tepat 5 menit sampa pasirnya habis terjatuh. “
Pak Bodoh berpikir,
“ Wah tapi bagaimana kalau pasirnya jatuh semua? Kan sudah tidak dapat digunakan lagi kalau begitu? “ Tanya Pak Bodoh tidak mengerti, Pak Culas tersenyum, semua berjalan seperti yang dia rencanakan
“ Oh tenang. “ Kemudian Pak Culas menunjuk sebuah karung dibawah
“ Kalau habis kamu tinggal mengisinya dengan pasir ini. “ Katanya sambil menunjuk karung itu, Pak Bodoh hanya manggut – manggut,“ Ayo belilah satu paket saya kasih murah, hanya 10 ribu , murah bukan? “

Pak Bodoh memang mempunyai uang sebanyak itu, tapi uang itu untuk membeli persediaan makan hari ini. Pak Bodoh ingin menolak , tapi
“ Ayo kapan lagi kamu bisa mempunyai jam pasir ini? Ini barang langka loh, dan harganya juga murah oklah aku kurangin lagi seribu jadi khusus untukmu aku kasih harga 9 ribu, padahal biasa aku jual paling murah 12 ribu. Bagaimana? Murah bukan ayooo, hanya hari ini kamu bisa mendapat harga segitu, karena aku sedang butuh uang. “ Rayu Pak Culas
Mendengar rayuan Pak Culas, maka Pak Bodoh jadi tergiur, dan ia segera membeli jam pasir itu beserta satu karung pasir
“ Terima Kasih, lain kali beli lagi ya. “ Kata Pak Culas , dalam hatinya ia tersenyum, betapa Bodohnya Pak Bodoh mau saja ditipu seperti itu. Pak Bodoh pulang dengan bahagia, ia merasa telah mendapatkan barang bagus. Sepulang dari pasar, Pak Bodoh tidak sempat makan, karena uang yang seharusnya dia gunakan untuk membeli sarapan sudah habis untuk membeli jam pasir
“ Ah sekali – kali tidak sarapan tidak apa – apalah. “

Pak Bodoh bekerja sebagai asisten Pak Cerdik, yang bertugas membantu Pak Cerdik dalam pekerjaan kasar. Biasanya Pak Bodoh bekerja sangat rajin, dan semangat, tapi hari ini Pak Cerdik melihat Pak Bodoh terlihat capek , dan tidak bertenaga,

“ Ada apa denganmu Pak Bodoh? Tidak biasanya kamu capek, dan tidak semangat dalam bekerja”
“ Begini Pak saya lapar berat karena belum sarapan tadi pagi. “
“ LHo kenapa ga sarapan? “
“ Tadinya saya kepengen beli sayur untuk sarapan, tapi saat disana saya melihat barang bagus sebuah jam pasir. “ Kata Pak bodoh kemudian mengeluarkan jam pasir itu dari kantongnya, dan menunjukan pada Pak Cerdik
“ Ya ya, jam itu bagus, memang berapa harga jam ini? Kan paling hanya 4 ribu ato 5 ribu saja? Bukannya saya memberi kamu 10 ribu untuk membeli keperluan pagi, dan malam? Kan masih sisa. “ Tanya Pak Cerdik
“ Ya mungkin kalau jam pasirnya saja segitu Pak, tapi kan saya beli sama satu karing pasir cadangannya, jadi harganya 9 ribu , itu sudah didiskon loh Pak, biasanya harganya 12 ribu. “ Kata Pak Bodoh bangga

Pak Cerdik hanyak garuk- garuk kepala,
“ Loh kenapa harus beli sama 1 karung pasir ? “Tanya Pak Cerdik heran
“ Ya untuk pasir cadangan Pak, kalau pasirnya habis kan tinggal diisi dengan pasir itu. “
“ Aduh Pak Bodoh , kamu telah ditipu sama Pak Culas, jam pasir itu cara kerjanya kalau bagian atas pasir habis, ya tinggal dibalik saja, dan begitu seterusnya. Jadi tidak perlu pasir cadangan, kamu telah ditipu untuk membeli benda yang tidak perlu. “ Terang Pak Cerdik
“ Alamak, jatah makan pagiku hilang untuk barang tidak berguna. “ Kata Pak bodoh lemas

Pak Cerdik berpikir sejenak, memang Pak Culas sudah terkenal suka menipu, dan mengerjai orang, mungkin kali ini perlu diberi pelajaran agar dia jera, tapi bagaimana? Pak Cerdik berpikir, dan melihat sekitarnya, sekumpulan sapi ternaknya sedang asik makan rumput, tiba – tiba terlintas sebuah ide untuk membalas perbuatan Pak Culas.

“ Kamu mau uangmu kembali? “
Pak Bodoh mengangguk, dan kemudian Pak Cerdik menjelaskan rencananya pada Pak Bodoh.
“ Bagaimana ? Sudah mengerti apa yang harus kamu lakukan? “
“ Ngerti sih Pak, tapi buat apa? “ Tanya Pak Bodoh tidakmengerti maksud rencana Pak Cerdik
“ Sudah tenang saja, kamu tinggal jalankan rencana yang kuberitahu, nanti selanjutnya biar aku bantu selesaiin. “ Jawab Pak Cerdik

Esok harinya, seperti biasa pagi – pagi Pak Bodoh pergi ke pasar, tapi kali ini dia tidak sendirian, ia menuntun seekor sapi. Sapi itu gemuk, dan sehat benar – benar sapi yang bagus. Pak Bodoh sengaja berjalan di depan Pak Culas, sepertik yang disuruh Pak Cerdik. Pak Culas berpikir, untuk apa Pak Bodoh membawa sapi ke pasar? Pasti untuk dijual, sapi itu sangat bagus, tubuhnya gemuk, bersih, dan terlihat sangat sehat, pasti dagingnya juga empuk. Pak Culas langsung memanggil Pak Bodoh,

“ Hai Bodoh, ngapain kamu bawa sapi ke pasar? “
“ Oh aku mau menjual sapiku. “ Jawab Pak Bodoh singkat sesuai dengan apa yang disuruh Pak Cerdik
Pak Culas berpikir sejenak, kemudian ia memanggil lagi
“ Berapa harga sapimu? “
“ 5 juta “
“ Wah Mahal banget, lihat mata sapi ini terlihat lesu pasti sapi ini kurang sehat, biasanya harga sapi yang tidak sehat paling hanya 4 juta saja, tapi berhubung kita teman saya berani beli dengan harga 4.5 juta deh . “ Pak Culas sengaja menjelek – jelekan, tapi dalam hati ia beranggapan paling gak harga sapi ini bisa mencapai 6 juta , minimal 5.5 juta
“ Ya Bolehlah kalau memang segitu harganya. “
“ Gitu donk, ini sebagai tanda jadi aku kasih 200 ribu dulu, aku tidak membawa uang sebanyak itu, nanti sore aku ke rumahmu untuk membayar sisanya, sekalian mengambil sapimu bagaimana? “
“ jadi 200 ribu ini sebagai tanda jadi untuk membeli sapiku?”
“ Iya, ingat jangan kau jual sapimu pada orang lain, nanti sore pasti aku dating ke rumahmu untuk membayar sisanya, dan mengambil sapimu. “ Jawab Pak Culas
Pak Bodoh menerima uang itu, dan ia segera pulang, Sementara itu Pak Culas memandang keberpegian Pak Bodoh dengan senyum kemenangan, kali ini ia berhasil lagi menipu Pak Bodoh , begitu pikirnya.

Sore harinya Pak Culas dating ke rumah Pak Bodoh, kebetulan Pak Bodoh baru saja pulang kerja, ia sedang duduk di teras rumahnya.
“ Selamat Sore, nah ini sisa uang yang aku janjikan, 4.3 juta, hitunglah. “ Kata Pak Culas
Pak Bodoh menerima uang itu, kemudian menghitungnya, ya jumlahnya tpat 4.3 juta.
“ Baiklah silakan bawa sapiku Pak Culas, itu sapiku sudah aku ikat di pohon . “ Kata Pak Bodoh menunjukkan seekor sapi yang kurus, kecil benar - benar berbeda dengan sapi yang dia bawa ke pasar tadi pagi
“ Hei Bodooh kamu jangan mengerjai saya ya? Mana sapi yang tadi pagi kamu bawa? Jelas ini bukan sapi itu , sapi ini jauh lebih kecil dan kurus. “ Kata Pak Culas dengan nada tinggi.
“ Sapiku ya itu Pak Culas, hanya itu sapiku, yang tadi pagi aku bawa kan sapi milik Pak Cerdik. “ Kata Pak Bodoh tenang, Pak Culas menjadi emosi
“ Bagaimana toh, kamu bilang itu sapimu? Saya gak mau tahu, kalau gitu kembalikan uang saya, saya batal membeli sapimu. “ Kata Pak Culas, ia tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli sapi kurus milik Pak Bodoh, sapi itu harganya paling hanya 3 juta

Kemudian Pak Cerdik yang daritadi di dalam rumah Pak Bodoh keluar, ia menunggu saat yang tepat untuk ikut campur.

“ Ya tidak bisa begitu Pak Culas, kamu kan sudah memberi tanda jadi, masa sekarang mau minta kembali uangnya? . “ Kata Pak Cerdik santai
“ Oh Pak Cerdik, ya jelas saja aku minta kembali uangku, Pak Bodoh ini telah menipuku dengan membawa sapimu ke pasar terus mengaku itu sapi miliknya. “
“ Benar begitu? “ Tanya Pak Cerdik pada Pak Bodoh
“ Aku tidak berkata sapi itu milikku kok, aku kan hanya bilang aku mau menjual sapiku, tapi tidak mengatakan kalau sapi yang aku bawa itu adalah sapi milikku. “
Begitu Pak Bodoh mengatakan demikian, Pak Culas baru sadar, memang Pak Bodoh tidak pernah mengatakan kalau sapi yang dia bawa itu miliknya, dan bodohnya dia tidak menanyakan dengan pasti karena tergiur keuntungan yang bisa dia dapat dari menipu Pak Bodoh. Ya semua ini sudah diatur Pak Cerdik, termasuk semua tindakan, dan perkataan Pak Bodoh untuk memberi pelajaran pada Pak Culas.

“ Ta,,,tapi kalau sapinya ini harga 4.5 juta sungguh keterlaluan, bagaimanapun aku batal membelinya. “ Kata Pak Culas tidak mau kalah
“ ya tidak bisa begitu Pak Culas, kamu kan sudah memberi uang tanda jadi pada Pak Bodoh, jadi pak Bodoh tidak menjual pada orang lain. “ Kata Pak Cerdik
“ Ya siapa si yang mau beli sapi kurus kering ini seharga 4.5 juta? Dihargai 3 juta saja sudah harus bersyukur. “
“ Ya begini saja, kamu boleh membatalkan pembelian ini, tapi uang tanda jadi itu dianggap hangus, karena kamu tidak jadi membeli, bagaimana? “ Tawar Pak Cerdik
“ Ya tidak bisa begitu, saya mau semua uang saya kembali. “ Tolak Pak Culas
“ Loh Pak Culas kan bukan orang baru di dunia dagang? Masa peraturan sederhana kalau uang tanda jadi bakal hangus kalau tidak jadi membeli barangnya saja Pak Culas tidak mau mengakuinya? Bagaimana nanti tanggapan semua orang nantinya? Ini bisa mempengaruhi usaha Pak Culas, mungkin tidak ada lagi yang akan percaya sama Pak Culas. “ Kata Pak Cerdik menakut - nakuti Pak Culas, Pak culas juga berpikir kalau benar kabar ini tersiar tentu namanya yang sudah jelek tambah jelek lagi, dan dimasa akan dating mungkin saja yang dikatakan Pak Cerdik menjadi kenyataan, akhirnya mau tidak amu dia menyetujui tawaran Pak Cerdik, dan pulang dengan menggerutu

“ Terima kasih Pak Cerdik, saya rasa uang ini tidak pantas untukku, lagian semua ini adalah hasil pemikiran Pak Cerdik. “ kata Pak Bodoh menyerahkan uang itu pada Pak Cerdik, tapi Pak Cerdik menolaknya
“ Sudahlah terima saja, anggap saja itu bonus dari saya, dan ingat lain kali hati – hati kalau belanja, banyak penipu seerti Pak Culas, kalau tidak mengerti lebih baik tidak membeli, dan bertanya dulu sama orang lain atau padaku. “ nasehat Pak Cerdik
Pak Bodoh gembira, ia terkesan dengan kebaikan dan akal Pak Cerdik, kemarin ia kehilangan 10 ribu tapi sekarang ia mendapatkan 20 kali lipat sejumlah 200 ribu semua itu berkat Pak Cerdik.

Sabtu, 19 Juni 2010

Hantu UKS

Malam Kamis di kota Western Valley sangatlah mencekam. Apalagi di sekitar ruang UKS SMP Western Valley yang katanya di sana ada setan yang suka berkeliaran setiap malamnya. Banyak sebagian anak yang bersekolah di sana percaya dengan cerita tersebut, tetapi ada juga yang tidak percaya.
Dan pada malam itu juga, Aria terpaksa pulang malam karena ia barusan menyelesaikan hukuman dari Mr. Hibeard. Ia dihukum karena tidak menyimak pelajaran, tetapi ia justru asyik ngobrol bareng dengan sahabatnya, Cerli. “Huh, gara-gara Mr. Hibeard, jadinya hari ini aku pulang kemaleman deh!” Gerutunya seraya melirik jam tangannya. “Sial!! Udah jam 21.30 lagi!!” tanpa disadarinya, sesosok tubuh wanita melayang ke arahnya. Seluruh kulit wanita itu berlumuran darah dan berwarna hitam kebiru-biruan. Wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang dan kumel. Tangan kanan wanita itu menepuk salah satu pundak Aria. DEG! Si, siapa yang menepuk pundakku? Pikir Aria, takut bercampur bingung. Perlahan ia menoleh ke belakang dan............ “AAAA!!!!! ADA HANTU!!!!” Setelah puas menjerit Aria langsung berlari meninggalkan tempat tersebut, namun ternyata wanita itu melayang dan mengejar Aria tepat di atasnya. Aria mendongak sambil berlari, pikirannya meracau karena takut bercampur bingung. Sampai-sampai ia tidak sadar kalau di depannya ada tembok dan.... DUAK!! Wajahnya membentur tembok itu dengan keras. Aksihani mimisan, sempoyang lalu ambruk tidak sadarkan diri. Keesokan paginya, Aria masih membayangkan kejadian yang menimpanya semalam. Cerli dan Kiersha yang dari tadi duduk di hadapannya hanya memandang wajah depresi sahabatnya itu. Hiburan dari Cerli dan Kiersha tidak banyak membantu. Aria malah tambah depresi setelah Kiersha tanpa sengaja berkata, “Eh, hati-hati lho! Aku denger, hantu UKS itu suka ngebunuh korbannya!!” Cerli langsung nyumpel mulut Kiersha make’ sikat toilet karena kata-katanya itu. Tiba-tiba seorang gadis berkepang dua dan berkacamata bulat besar datang menghampiri mereka. “Eh, kalian kenapa sih, dari tadi kok bengong melulu! Biasanya paling ribut di kelas!” Kata gadis berkepang dua itu. “Rumi, kita tuh lagi ada problem! Big problem!” Balas Cerli sambil menatap gadis berkepang dua yang bernama Rumi itu. “Mm.... gitu...,” Rumi manggut-manggut mengerti. Tiba-tiba Aria yang dari tadi diam mendadak bangkit dari bangkunya dan menatap Rumi dengan tatapan penuh harap. “Rumi, kamu bisa nolongin aku gak?” Tanyanya, serius. “Minta tolong apa?” Tanya Rumi balik. “Sebenernya... kemaren.....,” Begitulah, Aria menceritakan semua kejadian yang menimpanya semalam. Rumi mendengarkan dengan seksama, sepertinya ia tertarik sekali dengan topik pembicaraan. “Jadi, kamu mau gak nolongin aku berantas tuh setan!” Pinta Aria setelah selesai bercerita. Tanpa banyak berpikir Rumi langsung menjawab dengan anggukan setuju “Sipp!! Serahkan padaku! Akan kutolong!!” Jawabnya semangat sambil mengacungka ibu jarinya. Aria, Cerli, dan Kiersha tersenyum lega. Sayangnya, tanpa sepengetahuan mereka, sesosok mata tengah mengamati keempat anak itu dengan senyum seringai yang sangat menyeramkan. Malamnya, Aria, Cerli, Kiersha, dan Rumi berkumpul di depan gerbang sekolah. Semuanya pun sudah membawa perlengkapan penangkal setan masing-masing. Aria membawa kalung yang terbuat dari bawang putih, buku penangkal setan, bahkan benda-benda yang terbuat dari perak, Cerli dan Kiersha pun membawa barang-barang yang sama dengan Aria. Sedangkan Rumi, ia membawa buku-buku tentang hal-hal mistis dan cara penangkalannya, juga tidak ketinggalan dengan senter, korek api, kawat, tali tambang, dan masih banyak lagi. Setelah itu, mereka berempat menyelinap masuk ke dalam melewati pagar sekolah yang sudah renggang. Rumi menyarankan agar mereka dibagi menjadi 2 kelompok, ia dengan Aria, lalu Cerli dengan Kiersha. Mulanya Cerli dan Kiersha menolak karena tidak ada satu pun dari mereka berdua yang mengerti soal menangkal setan, ditambah lagi baik Cerli mau pun Kiersha keduanya sama saja penakut, tidak ada yang berani bertindak. Tetapi, akhirnya setelah di bujuk dengan beberapa lembar uang oleh Aria, mereka berdua mau (dasar matre!). “Eh, Rumi, bener gak apa-apa nih kalo hantunya muncul?” tanya Aria pada Rumi saat mereka berempat sudah berpencar. “Hmm... tenang aja, kitakan sudah bawa peralatan-peralatan penangkal setan!” Jawab Rumi, membuat hati Aria menjadi agak lega. Sementara itu, Cerli dan Kiersha sedang menyelidiki sekitar ruang UKS. “Hii.... sekolah ini nyeremin banget kalo udah malem!” Cerli bergidik ngeri. “Alah.... cuman kayak ginian aja udah takut, gimana kita mau di juluki preman, hah?!” balas Kiersha sok berani, padahal asli, dia ketakutan setengah mampus! Matilah aku... pokoknya, malem ini gak boleh apes!! Batinnya. Tanpa keduanya sadari, sesosok mata tengah mengamati mereka dari langit-langit lorong. PLUK...! Tiba-tiba Cerli merasakan ada sebuah benda yang jatuh tepat di atas kepalanya. Mendadak wajahnya memucat dan kedua kakinya gemetaran hebat. Kiersha yang melihat tingkah Cerli berhenti berjalan dan segera menanyainya. “Woi, ngapa berhenti?” tanyanya heran. Cerli hanya menunjuk-nunjuk ke atas kepalanya sambil berkata dengan gemetaran. “Ad, ada suatu benda yang jatuh di atas kepalaku.....,” katanya. Kiersha berjalan mendekati Cerli lalu berjinjit untuk melihat benda yang ada di atas kepala temannya itu. Seketika wajah Kiersha menjadi ikut pucat, 5 detik kemudian........ “WUAAA!!! POTONGAN JARI MANUSIA!!!” jeritnya sambil mengambil langkah seribu, meninggalkan Cerli sendirian yang masih gemetar ketakutan. “Eh, eh, jangan tinggalin aku sendirian dong...,” rintih gadis berambut pendek sebahu itu, “ma, mana tadi dia bilang, potongan jari manusia lagi... apa jangan-jangan...,” Cerli berhenti bicara, tangan kanannya berusaha meraih benda yang ada di atas kepalanya itu. Sedetik kemudian, ia merasa memegang benda yang tidak asing baginya lagi, diraihnya benda itu dan dilihatnya. Dan tidak lama kemudian...... “UWAAA!!! JARI MANUSIA!!! TOLONG!!!!” jeritnya histeris. Ia membuang jari itu lalu segera mengambil langkah seribu juga. Sementara itu, Aria dan Rumi sedang menyelidiki TKP (Tempat Kejadian Penampakan), tepatnya tempat di mana Aria melihat penampakan hantu tersebut. “Hmm.... kamu yakin kemaren malam hantu itu benar-benar terbang mengejarmu, Aria?” tanya Rumi kurang yakin. Aria mengangguk mantap sambil berkata, “Yakin! Hantunya itu ngejer aku! Mana terbang lagi!” “Aneh....,” gumam Rumi. “Aneh apanya?” Aria mengerutkan dahinya, tidak mengerti. “Ya aneh! Kalo misalnya ini perbuatan orang iseng, gimana caranya terbang? Apa menggunakan balon gas?” Rumi meracau tidak jelas sendirian. Tiba-tiba Aria melihat sekelebat bayangan lewat tepat di belakang Rumi. “RUMI, BELAKANGMU!!!” teriak Aria, membuat gadis berkaca mata itu terkejut. Rumi cepat-cepat berbalik, tetapi ternyata ia tidak melihat apa-apa. “Enggak ada apa-apa tuh!” katanya sambil berbalik ke arah Aria lagi. “Tapi... tapi...,” Aria berusaha menjelaskan, tetapi keburu di potong oleh Rumi, “Udah deh, kamu jangan khayal yang macem-macem!” Aria menghela napas, berusaha menenangkan pikirannya yang memang semakin tidak waras. “RUMI, ARIA!!!” seru Kiersha dari kejauhan memanggil mereka berdua. Aria dan Rumi hanya memandang kedatangan Kiersha dengan heran. “Ada apa?” tanya Aria ketika gadis berambut metal itu sampai di tempat mereka. “Hh... hh... tadi...hh.. ada...hh... SETAN....!!!” jawab Kiersha dengan napas memburu. Aria dan Kiersha saling pandang heran. “Dijalan tadi pas kita lagi ngeliat-liat, ada potongan jari manusia jatuh di atas kepala Cerli, aku langsung lari aja, entah gimana nasib Cerli!” Jelas Kiersha setelah berhasil mengatur napasnya kembali. “Gila lu, masa Cerli ditinggal sendirian?!” Aria panik. “Sudahlah, sekarang kita harus menemukan Cerli dulu!” Sela Rumi, cepat. Kemudian ketiganya segera kembali ke tempat Kiersha dan Cerli tadi. Dilain tempat, Cerli berlari sendirian bagaikan anak ayam kesasar yang sedang mencari induknya. Karena gelap, Cerli tidak melihat bagian lantai yang retak dan tersandung. BRUK! “Aduh!” Rintihnya. Kaca matanya pun jatuh entah kemana. Cerli meraba-raba sekitarnya. “Kacamata, dimanakah engkau berada?” Tiba-tiba sesosok mahluk bergaun putih berlumuran darah mendarat di depannya. Cerli sangat senang karena sudah mendapatkan kaca matanya kembali, sesaat setelah ia mengenakan kacamatanya, ia tertegun melihat sosok yang berdiri tepat didepannya. Ia mengadah keatas untuk melihat pemilik wajah sosok tersebut. Yang ia lihat ada wajah penuh darah dan rusak. Kontan saja ia berteriak. “AAAAAAAAAA!!! HANTU!!!!!! ADA HANTU!!!!!!!” Jeritan Cerli yang super nyaring nyaris membuat kaca-kaca yang ada di sekitarnya pecah (lebay). Kiersha, Aria, dan Rumi yang mendengar jeritan Cerli tanpa buang-buang waktu langsung berlari ke arah sumber suara. Ketika mereka sampai ditempat, yang mereka lihat hanyalah Cerli yang sedang teriak-teriak sendiri persis kayak orang gila. Segera ketiganya menghampiri Cerli. “Cerli, kamu tidak apa-apa?” tanya Aria khawatir. “Enggak! Aku emang enggak apa-apa! Tapi aku STRESS!!!” jawabnya emosi sambil menjambak-jambak rambutnya sendiri. “Terus kenapa kamu teriak-teriak kayak gitu?” tanya Rumi penasaran. “Tadi aku ngeliat hantu!! Serem banget!!!” Cerli menjawab sambil menyapu beberapa butir air mata yang sudah jatuh di pipinya. “Hantu katamu?! Kayak mana sosoknya?!” tanya Rumi lagi dengan antusias. “Aku gak mau cerita!! Terlalu nyeremin!!!” tolak Cerli. “Baiklah kalau begitu,” kata Rumi, mengalah. “Sekarang kita ke UKS!” “Gi, gimana kalo ketemu setan lagi?” tanya Aria, kedua kakinya gemetaran. “Ya tinggal lari, gitu aja koq repot!” balas Rumi agak sedikit cuek. Akhirnya mau tidak mau, Aria, Kiersha, dan Cerli mengikuti Rumi ke UKS. Ditengah jalan, lagi-lagi ada sesosok mata yang mengamati mereka dari atas dinding. Saat sampai di UKS, mereka berempat melihat sesosok setan tanpa kepala melayang di depan pintu ruangan tersebut. Tanpa dikomando, mereka berempat lari kocar-kacir dan berpencar meninggalkan setan tanpa kepala itu. Rumi tanpa sadar berlari menuju kafetaria dan langsung membuka pintu kafetaria dengan kawat yang ia bawa dan segera bersembunyi didalam sana. “Hah... hah... hah... mengerikan sekali,” gumamnya pelan sambil berusaha mengatur kembali napasnya. Sementara itu, Cerli dan Aria berlari ke arah toilet dan bersembunyi didalam sana. Seketika mereka berdua mencium bau busuk dari arah kloset. “Wuih!! Bau banget sih, ini kloset!!!” Kata Aria sambil menutup hidungnya. Sedangkan Kiersha, dialah kali ini yang kedapetan bagian dikejar setan. “TIDAK!!! KENAPA MESTI AKU YANG DIKEJAR?!!!!” teriaknya sambil terus berlari. Rumi keluar dari persembunyiannya setelah yakin keadaan disekitarnya aman. Kemudian ia segera beranjak dari tempat tersebut, namun tidak lama, ia melihat Kiersha berlari-lari disepanjang lorong sekolah dengan setan tanpa kepala mengejarnya. “I’ve good idea!!” seru Rumi penuh kemenangan. Kemudia dirogohnya ransel miliknya yang berisi alat-alat dan buku penangkal setan. Lalu dikeluarkannya seutas tali tambang dengan pengait seperti kail di ujungnya. Setelah itu ia buru-buru mengejar setan tanpa kepala itu, dan ketika jarak mereka semakin dekat, Rumi tiba-tiba melemparkan ujung tali tambang yang ada pengaitnya itu ke arah si setan. BREKK!!! Pengait di ujung tambang itu berhasil mengenai dan mengait gaun berlapis yang dikenakan oleh setan tanpa kepala. Dengan sekuat tenaga, Rumi berusaha menarik mundur sang setan, namun rupanya setan itu lebih kuat, Rumi bahkan tidak bisa menariknya mundur sesenti pun. Kiersha yang melihat Rumi kesusahan demi menolongnya, memutuskan untuk membantunya. Ia berbalik dan berlari ketempat Rumi, lalu ia ikut membantu menarik setan tersebut. Karena mendapat bantuan, setan tanpa kepala itu juga tidak bisa menahan lebih lama lagi, sedikit demi sedikit ia mulai tertarik mundur ke belakang. Aria dan Cerli keluar dari toilet karena tidak tahan dengan bau tempat tersebut. Namun rupanya disaat bersamaan mereka keluar, hantu yang kemarin mengejar Aria yang juga rupanya menakuti Cerli tadi sudah menyambut mereka. Kontan saja keduanya berteriak histeris lalu berlari meninggalkan hantu tersebut. Sayangnya hantu tersebut mengejar mereka bahkan nyaris menyusul mereka. Cerli dan Aria mempercepat lari masing-masing, dan disaat itu juga mereka mendengar keributan dari arah aula besar. Keduanya bersamaan berbelok ke tempat tersebut dan si hantu masih tetap setia membuntuti keduanya. Sesampai disana mereka melihat Kiersha dan Rumi mati-matian menyeret hantu tanpa kepala ke tengah aula, dan seketika muncul ide di benak Aria, buru-buru ia membisiki rencanaya pada Cerli, walau ragu, tapi Cerli tetap setuju untuk melakukannya. Ketika hantu yang mengejar Cerli dan Aria semakin dekat, keduanya segera loncat dari lantai dua dan kemudian......... GUBRAKKK!!!! Pastinya kedua cewek itu jatoh. Namun si hantu yang mengejar mereka berdua tidak dapat mengatur kecepatan dan arah terbangnya dengan benar karena terkejut dengan aksi Cerli dan Aria barusan, akhirnya hantu itu ikut terjatuh dan menimpa si setan tanpa kepala. BRUKK!! Keduanya terjatuh dan dan tergeletak di tengah aula. Rumi langsung buru-buru mengikat keduanya dengan tambangnya. Sedangkan Kiersha membantu Aria dan Cerli berdiri. “Ternyata dugaanku benar, hantu yang semalem ngejer-ngejer Aria itu palsu! Begitu juga dengan mereka!” kata Rumi setelah mengikat kedua hantu tersebut. “Kalo begitu, siapa sebenarnya kedua hantu bloon ini?” sahut Cerli sambil berjalan teratih-atih ke tempat Rumi bersama dengan Kiersha yang memapahnya dan Aria. “Heh, siapa lo berdua sebenernya! Ngaku!” Kiersha bertanya kepada kedua setan jadi-jadian itu dengan logat premannya. Rumi menyibak poni hantu yang mengejar Aria dan Cerli. Wajahnya ternyata dimake-up habis-habisan, jadi mirip kayak setan beneran. Aria yang kondisinya lebih baik dari Cerli mencipratkan air botol minumnya ke wajah hantu tersebut agar make-upnya luntur, dan ternyata, hantu yang dari kemarin mengejarnya adalah Deashya, teman sekelasnya! “Aneh, kok make-upnya gak hilang-hilang ya?” ujar Rumi bingung sambil mengoyak-koyak wajah Deashya yang sebenarnya make-upnya udah luntur, Cuma wajahnya yang memang mirip kayak setan beneran sih. “WOI! STOP! STOP!” seru Deashya marah karena mukanya yang ancur diobok-obok jadi tambah ancur sama Rumi. “Oh... udah luntur toh...,” Rumi baru sadar. “Terus, setan yang satunya siapa?” kali ini Cerli yang bertanya sambil menatap setan tanpa kepala yang ada didepannya. TUING, tiba-tiba Nerd, teman sekelas mereka juga, memunculkan kepalanya dari balik leher gaun tanpa kepala tersebut. “Oh... si cebol ini toh....,” Cerli manggut-manggut mengerti. “Siapa yang kau sebut cebol hah?!” Nerd langsung naik pitam. “Ya kamu dong, emank siapa lagi????” balas Cerli sambil melirik bagian kaki setan tanpa kepala yang ternyata disagak dengan kaki buatan agar membuat setan tanpa kepala itu terlihat tinggi. Nerd cuma diam menahan malu dan kependekannya. “Kenapa kalian menakuti Aria?” tanya Rumi to the point pada Deashya dan Nerd. Kedua anak itu memandang Aria dengan pandangan sebal. Lalu keduanya menjawab bersamaan. “KARENA DIA TELAH MENCURI UANG IURAN KELAS!” Aria kaget, seingatnya ia tidak pernah mencuri uang sepeser pun, apalagi uang iuran kelas, mana berani ia melakukan hal macam itu! Kiersha, Cerli, dan Rumi menatap Aria tidak percaya, namun cepat-cepat Rumi meminta penjelasan kepada Nerd dan Deashya. “Kok bisa? Memang apa buktinya dia yang mencuri uang itu hah?” “Menurut Allen, orang terakhir yang memegang uang tersebut adalah Aria, saat itu ia melihat Aria sedang membuka loker Dennies tanpa sepengetahuan yang lain, termasuk Dennies, dan setelah itu Dennies melapor bahwa uang iuran kelas yang ia simpan telah hilang! Berarti positif pelakunya adalah kamu!!!” jelas Deashya panjang lebar sambil menatap Aria dengan tatapan penuh kebencian. “Kok kalian yang repot kalo misalnya Aria yang mencuri uang tersebut? Bukannya seharusnya guru yang turun tangan, bukan kalian?!” tanya Kiersha. “Sebenarnya masalah ini belom kami sampaikan pada guru mana pun, tapi pengurus kelas, dan beberapa teman-teman lainnya yang merencanakan semua ini untuk mengerjai Aria,” jawab Nerd. “Tapi kalian tidak bisa tetap asal tuduh begitu! Memang kalian sudah menemukan uang tersebut di Aria?? Belumkan?! Baiklah, besok pagi kita akan buktikan, apakah Aria yang benar mencuri uang itu atau tidak!” kata Rumi. “Baiklah jika itu maumu,” Deashya setuju. Keesokan paginya, semua anak kelas 1-2 berkumpul untuk mendengar kesaksian Allen. “Waktu itu aku mau ke toilet, eh, pas mau belok, aku ngeliat Aria menggeledah loker Dennies!” “Kau salah paham! Waktu itu sebenarnya aku tidak berniat menggeledah loker Dennies, tetapi aku disuruh Mrs. Tuffle untuk mengambil laporan iurannya!! Bukan uangnya!!!” Sela Aria. “Terus, kalo bukan kamu yang ngambil, kok uangnya hilang?” tanya Vennara pada Aria. Yang ditanya hanya bisa menggeleng. “Dennies, apa yang kau lakukan sebelum uang itu hilang di loker?” tanya Rumi serius. Dennies berpikir sebentar dan kemudian menjawab, “Aku menyuruh Allen untuk meletakkannya dilokerku.” DEG! Tiba-tiba Allen teringat akan sesuatu. “Eh... anu... anu.... aku permisi sebentar ya!” katanya sambil berlari meninggalkan kelas. Anak-anak yang lain merasa ada sesuatu yang aneh pada Allen, jadi diam-diam mereka mengikutinya. Ternyata Allen memeriksa lokernya, ia tersentak kaget dan berteriak cukup histeris, “YA AMPUN! AKU LUPA MASUKIN UANGNYA KE LOKER DENNIES!!!!” Tiba-tiba ia merasakan hawa membunuh dibelakangnya, dengan tubuh sedikit gemetar ia berbalik ke belakang dan mendapati teman-temannya sudah berdiri dibelakangnya dengan tatapan membunuh, termasuk Aria, Cerli, dan Kiersha. “Oh..... jadi begitu ya?” kata Aria sambil melangkah mendekatinya. Allen hanya bisa menelan ludah. “Hebat juga mental lo, pengen cepet mati nieh ceritanya??!!!” Wajah Kiersha berubah menjadi 100% preman. Allen tidak tahan lagi, ia cengengesan sebentar, lalu sedetik kemudian ia sudah lari meninggalkan teman-temannya. “HEY, KETUA ABNORMAL, MAU LARI KEMANA KAU, HAH??!!!” Aria langsung berlari mengejarnya, diikuti oleh anak-anak yang lainnya. Tidak jauh, Rumi hanya memandangi aksi kejar-kejaran tersebut sambil tertawa kecil. THE END

Cerpen Horror - Malam Jumat Kliwon

Malam jumat Kliwon memang malam yang menakutkan, walaupun ada bapak-bapak yang keluar untuk kegiatan siskamling (ronda) tetap aja biasanya tak ada yang berani keluar dari jam 00.00 sampe jam 05.00.Karena kamarku agak jauh dan tempat tidurku ada dua jadi aku berdua sama saudaraku yang setiap hari liburan akan menginap di tempatku, aku tiba-tiba terbangun karena aku ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil,karena jarak dari kamarku dan kamar mandi lumayan jauh karena itu aku membangunkan saudaraku yang bernama David."Vid, bangun vid, temenin gw...gw mau ke toilet nih" aku minta tolong kepada David,"haaah..males sendiri saja." kata David dengan wajah yang memang setengah ngantuk.Tapi akhirnya kupaksa untuk menemaniku ke kamar mandi dengan menarik lengannya. Kamar mandinya memang cukup besar toilet dan kamar mandi terpisah tetapi tetap di satu ruangan sehingga mudah terjangkau.David mencuci mukanya agar tak tertidur dikamar mandi, saat selesai buang hajat aku dan David pergi ke kamar tidur.Karena ada jam dinding dikamar mandi, maka aku melihat jam 2 pagi! aku teringat dengan kata nenekku katanya biasanya pada malam jumat kliwon dari jan 12 sampai jam 5 para setan/hantu bergiliran setiap 1jam,jam 12, muncul sekelebat bayangan atau sebuah bayangan yang lewat, jam 1, muncul sepasang mata dan seringai senyuman yang mengerikan,tetapi yang nenek takutkan setiap jam 2 ada penampakan kutilanak dan wewe gombel kata nenek paling banyak yang nenek lihat adalah penampakan kuntilanak dan wewe gombel hanya 1 kali seumur hidup jadi bisa dibilang adalah kejadian langka seumur hidup."Hei, ayo jangan melamun terus!" kata David yang mulai tidak enak.Langsung saja aku membuka pintu dan tiba- tiba sesuatu muncul di depan pintu... dan langsung David sembunyi dibelakang badanku setelah kubuka pintu itu ternyata tiba - tiba muncul "Wewe Gombel!!"kata david ketakutan "david,ini kejadian langka!ini adalah penampakan sekali seumur hidup !"kata ku ,tetapi karena tatapan mata yang dingin dari wewe gombel tersebut membuat bulu kudukku berdiri aku tiba - tiba ingat nasihat nenek ketika bertemu hantu maka bilang "aku tak ganggu kamu, kamu nggak ganggu aku " aku langsung mempraktekannya "aku nggak ganggu kamu, kamu nggak ganggu aku" seketika hantu itu hilang dan dengan langkah seribu aku dan david langsung lari ke kamar dan menutup dan mengunci pintu dan langsung loncat dan menyelimuti dengan selimut karena saking ketakutannya.Walau takut tetapi punya pengalaman melihat sesuatu yang tak masuk akal manusia.TAMAT